PANGEBATAN - Dalam rangka mengembangkan dan menambah keimanan para siswa MI Ma'arif NU 01 Desa Pangebatan, Kecamatan Karanglewas, kabupaten Banyumas, ratusan siswa didampingi dewan guru, segenap wali murid, dan pengurus madrasah melaksanakan ziarah kubur, ke makam para muwaqif, tokoh pendiri madrasah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh desa Pangebatan yang ada di maqom wilayah kadus 2 desa Pangebatan kecamatan Karanglewas. Kegiatan dilaksanakan pada Jum'at (08/03/2024).
Rombongan dipimpin oleh kepala madrasah Nur Khasanah. Pangebatan memang daerah agamis, tetapi para siswa perlu mengenal tokoh-tokoh agama Islam, tokoh masyarakat, tokoh desa, untuk menambah wawasan keimanan mereka, " kata Nur, seusai melaksanakan ziaroh.
Kepala madrasah Nur Khasanah, melepas rombongan dengan berjalan kaki dari halaman madrasah ke maqam yang berjarak 1, 2 km. Terlihat antusias dari para peserta yang akan melakukan kegiatan do'a bersama untuk para pendiri dan tokoh pemerhati madrasah, guru, dan orang tua serta para leluhur dari siswa siswi MI yang sudah mendahului menghadap Sang Khaliq.
Selanjutnya Nur, kepada awak media menyampaikan, bahwa jelang Ramadhan tiba, tradisi yang dilakukan umat Islam termasuk siswa Madrasah adalah ziarah kubur. Tentang ziarah kubur itu Nabi Muhammad SAW menegaskan dalam sebuah haditsnya, " Dulu saya melarang ziarah kubur, tetapi sekarang ziarahlah kubur karena ziarah kubur itu mengingatkan akan kematian ". Yaitu setiap manusia pasti mati dan akan dikubur di tempat pemakaman”.
Nur Khasanah menjelaskan waktu yang tepat berziarah kubur adalah tergantung waktu senggang yang dimiliki seseorang untuk menziarahinya. Kebanyakan orang berziarah kubur menjelang datangnya bulan Ramadan dan ada juga yang membiasakan hari Jumat atau Kamis sore menjelang malam Jumat, hal ini didasarkan pada hadits Nabi " Sesungguhnya hari yang paling utama adalah hari Jumat, karenanya perbanyaklah doa".
"Ziarah kubur jelang Ramadhan tidak dilarang, disamping dapat mengingatkan akan kematian juga memiliki dampak ekonomi, misal orang yang tanam bunga, jualan bunga dan bunganya dibeli untuk tabur bunga, dan datang ke kubur untuk berdoa agar almarhum atau almarhumah diringankan penderitaannya nanti di akhirat oleh Allah SWT, " Tandasnya.
Kegiatan para siswa di makam, dengan melaksanakan tahlil dan doa bersama. Kegiatan tahlil dipimpin oleh Pengurus Madrasah Kiai Murtadlo. "Kegiatan seperti ini memang perlu dikenalkan pada para siswa, agar kebiasaan menghargai tokoh dan leluhur untuk menumbuhkan jiwa patriot dan pemimpin, " terang Murtadlo.
Selesai rangkaian kegiatan tahlil dan doa, guru kelas VI Narikin, memberikan nasehat kepada siswa siswinya agar selalu berbuat yang terbaik mumpung masih diberi kesempatan hidup di dunia ini.
"Ritual ini mengingatkan kita semua, baik yang tua, yang muda, yang anak-anak, nantinya pasti akan kembali ke sini (kuburan), anak-anakku semua rajin-rajinlah belajar, beribadah, rajin mengaji, dan rajin mendoakan semua orang tuamu, saudaramu, gurumu, ulamamu, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, " Pungkas Narikin.
Baca juga:
Kaum Sodom, Sejarah Terulang Kembali
|
(Djarmanto-YF2DOI).